
Jakarta – KH. As’ad Said Ali enceritakan, Awal Desember yang lalu, Saya di temani DR SONYA CLAUDIA SEWU ( ahli HAM ) dan DAUD SH, Pengacara terkenal dan pegiat HAM, berkunjung ke Ponpes Darus Salam, Torjun, Sampang asuhan Kyai H Achmad M Dhovir Shah. Tujuannya adalah dialog bersama sekitar 100 ulama Madura untuk mendengarkan masukan dan pandangan tentang pelanggaran HAM yang berat masa lalu khususnya peristiwa konflik 1965 / PKI dan kasus Ninja yang sebagian besar terjadi di Jawa Timur. Bahan yang diperoleh menjadi bahan rekomendasi pemerintah cq PP HAM yang dipimpin Menko Polhukam Prof DR Mahfudz MD , tokoh Madura / NU.
Jelas para ulama Madura menolak keras wacana “ permintaan maaf “ yang dilontarkan beberapa tokoh PKI masa lalu al Pramudya Anantatur dan hal itu juga yg menjadi sikap PP HAM. Para ulama juga menekankan bahwa hubungan antara warga masyarakat dengan ex PKI dan keturunannya sudah berlangsung rekonsiliasi alamiah.
“Ada pertanyaan dari beberapa ulama tentang kasus Ninja atau juga terkenal dengan kasus dukun santet. Tentu saja saya jawab bahwa peristiwa tersebut merupakan bagian kebijakan pemerintah pada waktu itu dalam memelihara polkam yang berdampak jatuhnya korban jiwa atau terjadinya pelanggaran HAM. Kami sampaikan bahwa secara politik masalah itu sudah ada penyelesaian antara pemerintah dg Ketua NU pada waktu itu. Dan setiap kejadian besar tentu ada hikmahnya yang besar bagi NU dan dalam hal ini hikmahnya adalah KH ABDURAHMAN WAHID terpilih sebagai Presiden RI ke 4,” kata mantan Waka-BIN tersebut kepada awak media, Senin, 23/1/23.
DR SONYA dosen UBAYA yang baru pertama kali hadir di pesantren tampaknya terkesan sekali , pertama antusiasme para Kyai dalam memberikan masukan dan kedua memuji para kyai mempunyai logika yang jernih dan ilmu pengetahuan yang tidak kalah dg kalangan akademisi. Nah loo, baru tahu. (Red 01)














































