
Depok- acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya deteruskan dengan lagu yalal wathon kemudian mars pergunu.
Acara dilanjutkan dengan pelantikan 11 Pimpinan Anak Cabang Pergunu oleh ketua pergunu kota Depok, kemudian acara ditutup dengan doa.
Kemudian bedah buku “Kiai Miliarder Tapi Dermawan” yang di tulis Mas’ud Adnan. Dengan beberapa nara sumber: KH. Adnan Anwar (Ketua Yayasan Panata Dipantara) Muhammad Sirod (Technical Director PT Rajawali Inti sentosa) Dr. Rahmat Dwi Putranto MH. Ketua Yayasan LPIHM IBLAM) Kolonel Inf. Dr. H. Saproni Sangadi MH. (Kepala Bagian Rumah Tangga dan Batang Milik Negara BSSN) Hj. Asri Mulyanita MM. (Pembina yayadan LPIHM IBLAM) dan sebagai modetator Asep Pafoli M.Pd (ketua PC Pergunu Depok)
Penulis. Ma’ud Adnan dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa buku Kiai Miliarxer Tapi Dermawan sudah dibedah di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
Dan sampai saat ini masih banyak permintaan dari berbagai daerah untuk membedah buku ini.
“KH. Asep membalik tradisi, biasanya kalau sowan ke Kiai memberi uang tapi Kiai Asep malah memberi pada yang sowan . Menurut kiai Asep bahwa sedekak malah akan semakin menambah banyak rejeki,” kata Mas’ud, Jum’at, 24/2/23.

Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim menjelaskan bahwa pendidikan mempunyai beberapa tanggung jawab:
Pertama tanggung jawab dalam upaya penguatan keimanan kepada anak didik. Tangung jawab keimanan ini yang akan mewujudkan generasi berkarakter.
Keimanan akan menumbuhkan ketakwaan sehingga akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dalam mencetak generasi-generasi berkarakter.
Aplikasi keimanan itu adalah ketakwaan. Ketakwaan itu sendiri merupakan realisasi dari keimanan. Dengan keimanan dan ketakwaan, seseorang bisa mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Waman yataqillaha yaj’alahu makhraja, wa yarzuqhu min haitsu layahtasib: Barangsiapa yang bertakawa kepada Allah, maka ia akan memperoleh jalan keluar terbaik dan akan diberi rezeki dari jalan yang tidak terduga-duga.
Kedua. Tanggung jawab akhlakul karimah. Upaya pembentukan akhlakul karimah ini akan mewujudkan anak-anak dengan disiplin tinggi dan bertanggung jawab. Tanggung jawab akhlakul karimah ini juga akan menjaga perkataan dan perbuatan anak didik agar menjadi lebih baik.
Akhlakul karimah itu ialah piawai dalam bergaul. Memuliakan yang lebih sepuh, menghormati yang sebaya, dan mengasihani yang lebih muda. Tapi tidak cuma itu saja, termasuk dalam akhlakul karimah ialah tidak boleh malas, tidak boleh tidak bertanggung jawab, tidak boleh berkata tidak bisa, tidak boleh putus asa.
Itu namanya akhlakul karimah. Yang begini ini harus ditanamkan kepada murid dengan berbagai motivasi-motivasi, dengan pencontohan dirinya yang disiplin.
Ketiga. Tanggung akademis. Tanggung jawab akademis guru terkait dengan profesionalisme dan kompetensinya. Guru wajib menyampaikan materi agar anak didik mampu memahaminya. Artinya, materi pelajaran dikemas sedemikian rupa agar siswa mampu menerimanya dengan baik.
Akademis juga bisa dikatakan tuntas jangkauan, tuntas muatan. Tuntas jangkauan itu ya kalau misal 40, seluruhnya itu harus dipahami. Tuntas muatan bahwa kurikulum yang disampaikan harus tuntas semuanya jangan mencari-cari mana yang lebih mudah. Baik yang mudah maupun yang sulit harus tersampaikan dan menjangkau seluruh peserta didik.
Keempat Tanggung jawab kecerdasan. Tanggung jawab ini akan terwujud bila seorang guru tak sekali memberikan pemahaman kepada siswa. Di sini faktor pengayaan berperan penting. Siswa diarahkan untuk memperkaya materi agar memahami berkali-kali.
Ketika seorang guru itu telah mampu mewujudkan tanggung jawab akademis, membuat muridnya paham dan mengerti, maka hal ini akan membuat seseorang menjadi cerdas. Jadi kaitannya erat sekali antara tanggung jawab akademis dan tanggung jawab pembentukan kecerdasan.
Kelima. Tanggung jawab kesehatan. Dalam dunia pendidikan, sekolah wajib memberikan menyehatkan jasmani dan rohani anak didik. Tanggung jawab ini menurut Kiai Asep bisa melalui olahraga yang tiap minggu dilakukan. Juga bisa memperdalam pencak silat, misalnya.
Tangung jawab ini di-handle oleh guru olahraga. Di samping memberikan teori, guru olahraga juga harus memberikan latihan-latihan fisik untuk melatih motorik siswa agar lebih terampil.
Keenam. Tanggung jawab seni. Seni menurut juga bagian dari upaya membentuk generasi-generasi agar mempunyai perangai yang halus. Ini sangat terkait dengan agama juga karena agama berupaya membentuk anak agar memiliki perilaku lemah lembut.
Kesenian ini mewujud ke dalam berbagai macam bentuk, baik itu tari, musik, rupa, kaligrafi, pertunjukan. Intinya ialah terletak pada keindahan dan kehalusan nilai-nilai seni. Bukan semata-mata pada bentuknya saja yang harus dipahami.
Ketujuh. Kreativitas. Kreativitas lahir dari pikiran yang selalu berusaha kritis. Kreativitas tidak perlu diajarkan tetapi dipahamkan kepada anak didik. Kreativitas ini bisa diolah dari tanggung jawab akademik dengan tanggung kecerdasan. Lalu kedua tanggung jawab tersebut digerakkan dengan mesin kecerdasan, maka akan mewujudkan generasi berkualitas.
Kemudian, ketika kreativitas ini dioperasionalkan dengan akhlakul karimah, maka seseorang akan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya. Setelah untuk dirinya tentu akan berkembang untuk orang lain. Lalu jika kreativitas ini dikemas dalam ketakwaan, maka hal ini akan menciptakan keadilan dan kemakmuran dalam kehidupan. Hal ini selaras dengan tujuaan kemerdekaan yang tertuang dalan pembukaan UUD 45 yaitu untuk Mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Kiai Asep berkeyakinan bahwa majunya sebuah bangsa akan ditentukan oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sebagai tempat menempa generasi yang berkualitas sehingga menhasilkan sumber daya manunia mampu bersaing baik di tataran lokal maupun global. (Red 01)














































