Jakarta – KH. As’ad Daid Ali mengatakan secara sadar atau tidak sadar, ibadah puasa yang kita lakukan selama satu bulan penuh merupakan upaya untuk meneguhkan martabat atau eksistensi sebagai umat Allah yang sempurna. Seseorang dianggap mempunyai martabat, kalau ia mampu berbuat baik dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam puasa kita membiasakan diri untuk menahan diri dari niat dan perbuatan negatif karena akan menbatalkan puasa kita. Sebaliknya terus berusaha meningkatkan niat dan perbuatan yang positif bagi manusia dan kemanusiaan.
Ada pepatah yang terkenal dalam bahasa Arab لاكرامة الا بالااستقامة والاستقامة خير من الف كرامة artinya seseorang tidak akan mempunyai kemuliaan kecuali menjunjung martabatnya atau integritasnya sbg manusia. Dan sesungguhnya integritas itu sesuatu yang sangat – sangat mulia.
Seseorang bisa dianggap berintegritas , jikalau orang tersebut hidup berdisiplin dengan mematuhi segenap aturan ( hukum agama dan negara );serta segenap etika atau norma yang berlaku didalam masyarakat. Sebab dengan tingginya ketaatan tersebut akan tercapai kerukunan – persatuan lahir dan batin.
Hanya dalam suasana kebatinan seperti itulah akan timbul hasrat bersama untuk bekerjasama bahu membahu mewujudkan tatanan masyarakat yang damai dan tenteram serta sentosa atau adil makmur. Sebaliknya dalam masyarakat yang tidak berdisiplin sulit untuk mewujudkan keteraturan dan kerjasama serta semangat untuk bekerja keras untuk kepentingan bersama.
Barangkali kita belum mampu mewujudkan visi para perintis kemerdekaan yaitu “ masyarakat adil dan makmur “ sebagai akibat kita abai terhadap disiplin sosial. Suatu kesatuan militer tidak akan memperoleh kemenangan kecuali mempunyai disiplin yang tinggi. Ketangkasan dan kelengkapan persenjataan saja tidak banyak maknanya ditangan prajurit yang tidak disiplin.
Ketika sholat di masjid atau beribadah di tempat ibadah masing masing bagi non muslim , kita khusuk mengikuti segala ketentuan. Tetapi ketika berkendaraan dijalan raja kita sering tidak mampu mengendalikan hawa nafsu untuk saling mendahului sehingga mengabaikan rambu rambu lalu lintas.
Korea, RRC, Jepang adalah bangsa Asia yang mampu membangun disiplin tinggi dimulai sejak dini disekolah, universitas, dijalan raya, kebersihan lingkungan dan seterusnya. Masing masing warga akan memperingatkan warga lainnya yang kedapatan melanggar aturan yang disepakati sehingga timbul kesadaran atau rasa malu kolektif.
“Demikianlah puasa adalah upaya untuk meningkatkan integritas rububiah sekaligus integritas insaniah. Bukankah para ustadz mengingatkan bahwa “ Syawal “ berarti “meningkatkan “ atau kita harus lebih baik dari sebelumnya,” punkas mantan Waka-BIN tersebut, Sabtu 29/4/23. (Red 01)














































