Jakarta – Kemarin KH. As’ad Said Ali dengan ditemani adinda Muqoddas ( alumni Al Azhar , Kairo ) bertamu ke Kedubes Palestina yang diterima oleh Bapak Duta Besar H.E, DR . ZUHAIR.S.M. AL SHUN. Sejak masih aktif di BIN , atas nama dinas dia sudah menjalin hubungan baik dengan Duta Besar Palestina yang pada waktu itu dijabat oleh H.E. Ribhi Awad.
“Dalam kunjungan kali ini kami berbincang untuk menyebarkan nilai Aswaja An Nahdiyah di bumi Palestina dan sekali gus mencari peluang bisnis di negara itu. Tentu saja dalam hubungan bisnis juga tidak bisa dihindari akan berdagang dengan warga Yahudi. Dan beliau dengan senang hati setuju dan mendukung niat baik tersebut dan akan memberikan bantuan yang diperlukan,”kata mantan Waka-BIN itu seperti yang ditulis di medsosnya, Kamis, 7/3/24.
Kedua rencana tersebut bertujuan untuk mendekatkan kedua bangsa yang sedang bersengketa. Hanya beliau menggaris bawahi bahwa saat ini bumi Palestina belum aman misalnya di Gaza masih terjadi pertempuran secara sporadis antara pejuang Hamas vs serdadu Israel,,sehingga sebaiknya menunggu terwujudnya perjanjian gencatan senjata antara Israel – Palestina.
Sebagai catatan untuk pengetahuan para pembaca laman ini ; bahwa ada kesalah pemahaman publik di Indonesia. Konflik Israel – Palestina bukanlah konflik Islam vs Kristen , tetapi konflik politik antara bangsa Palestina yang beragama Islam dan Nasrani melawan warga Yahudi yang beragama yudaisme atau dalam bahasa Ibrani disebut Yahadut. Yudaisme adalah agama etnik , hanya orang keturunan Yahudi yang boleh memeluk agama tersebut.
Di Indonesia salah kaprah, seolah olah Yudaisme identik atau dekat dengan Nasrani. Orang Palestina tentu saja tidak mungkin memeluk Yahadut. Dan untuk di ketahui tidak semua orang Palestina beragama Islam, tetapi sebagian beragama Kristen / Nasrani.
Agama Yahadut atau Yudaisme merupakan agama menoteistik tertua dengan kitab suci “ Taurat “ ( Perjanjian Lama ) dan teks teks lama antara lain Midrash dan Talmud. Dalam Al-qur’an , teks-teks itu disebut dalam ayat 18 dan 19 Surat Al – Gasyiyah yang dalam bahasa Indonesia berbunyi ; ayat 18 ; Sesungguhnya ini terdapat dalam lembaran – lembaran ( suhuf ) kitab terdahulu dan ayat 19 ( yaitu ) kitab kitab Ibrahim As dan Musa As. (Red 01)














































