Jakarta – Pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kelanjutan proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, dengan penekanan pada pengembangan industri kelautan. Keputusan ini diambil setelah evaluasi mendalam terhadap berbagai pro dan kontra terhadap relokasi ibu kota.berbagai pro dan kontra terhadap relokasi ibu kota.
Pro kontra terhadap perpindahan ibu kota tentu saja sah-sah saja di negara demokrasi, ada yang mendukung dan ada pula yang menolak dengan alasan masing- masing.
“Sejumlah pengusaha yang saya hubungi umumnya wait and see menunggu tindak lanjut dari pemerintah. Tentu saja mereka akan mananamkan modal jika menguntungkan secara bisnis, sehingga mereka tidak terburu buru,” ungkap mantan Waka-BIN itu seperti yang yertulis di medsosnya, Sabtu, 8/6/24.
Menurutnya, pemerintah juga terkendala oleh kemampuan tersedianya dana / APBN. Untuk mengcaver proyek Ibu Kota Negara tersebut.
“Bagi saya pribadi proyek sebaiknya jangan dihentikan, sebaliknya dilanjutkan.
Kelemahan ibu kota baru adalah lokasinya bukan daerah bisnis yang ramai.” jelasna.
Untuk mengatasi hal itu ada saran dari temannya pengusaha asing kepada, sebaiknya Kalimantan Timur dijadikan “ pusat industri kelautan Indonesia Timur ”, setidaknya pengusaha Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Taiwan akan tertarik menanamkan modalnya. Mereka akan tertarik atas keanekaragaman jenis ikan . Misalnya blue Tuna dan ikan layur melimpah di Indonesia yang sulit diperoleh di negara lain.
“Mulailah mendirikan “ Pusat Riset Maritim nasional di Samarinda “ sebagai langkah awal pembangunan pusat industri maritim.Mari kita renungkan bersama,” ujarnya.
“Kalau gagasan pindah ibu kota gagal, citra Indonesia menjadi buruk , dianggap ayam kampung. malu Dong.” Sudah ya ,lanjut nyerutu,” pungkasnya. (Red 01)














































