
Jakarta – KH. As’ad Said Ali mengatakan bahwa setelah proklamasi 17 agustus 1945 dengan kebesaran hatinya seluruh kesultanan dan kerajaan yang ada di Indonesia merelakan kedaulatanya diserahkan kepada negara kesatuan ripublik Indonesia.
Di era kemerdekaan fungsinya bergeser menjadi penjaga dan pemelihara budaya sekaligus perekat persatuan dan kesatuan.
Sementara di era konflik peradaban saat ini perannya menjadi sangat penting yaitu sebagai benteng budaya dalam menghadapi terpaan budaya asing yang bersifat negatif yang masuk melalui arus informasi yang tidak seimbang antara negara maju yang mengusai teknologi dengan negara berkembang.
“Idealnya peranan kesultanan dan kerajaan dewasa ini perlu diperkuat. Bagaimana strateginya, hal itulah yang sedang mereka perbincangkan,” terang mantan Waka-BIN lewat keterangan tertulis kepada awak media, Sabtu, 25/02/23.
KH. As’ad berharap. Jangan sampai pusat budaya atau lebih tepatnya ” jangkar budaya” menjadi lesu dan melemah. Sebaliknya harus lebih digdaya sebagai benteng budaya dan peradaban sekaligus perekat persatuan nasional. (Red 01)














































