
JAWA BARAT | NASIONALONLINE.ID – KH. As’ad sedang menikmati siang yang syahdu di Rengas Dengklok di Rumah Joglo Jepara ( rumah kampung ) ditengah semilir angin.
Ia bercerita, “Saya menertawakan diri sendiri, kalau mengingat sampai tahun 2007 saya tidak tahu tanggal kelahiran. Yang tertulis diijazah dan KTP adalah 3 mei 1949 karangan saya sendiri ketika kelas 4 SD yang saya tulis di Rapot karena Bapak dan Ibu tidak tahu,” tuturnya saat di Rengas Dengklok, Minggu, 7/8/22.
Ia tertawa sendiri ketika anak buah membuat “ tumpengan nasi “setiap tanggal tersebut, pada hal waktu kecil tidak pernah diperingati. Biasanya setiap 35 hari ( hari wetonan ) dibikinkan bubur merah putih.
Bapak memberi tahu saya ketika kelas 4 Sekolah Rakyat (SR /SD ) bahwa saya lahir pada hari Senin Pon,
KH. As’ad ingat Belanda Mundur dari Yogya tahun 1949, beberapa hari setelah Mr Assaat diangkat sebagai Presiden RI yang menggantikan Bung Karno yang menjadi Presiden RIS di Jakarta.
Menurutnya, Pak Fadli Zon yang memberi tahu bahwa Mr Assaat dilantik pada 19 Desember 1949 hari Senin. Tetapi ia berkonsultasi dengan ahli khisab dari Kudus, hari Senin Pon jatuh pada tanggal 26 desember 1949 atau seminggu kemudian. Dan hari itulah yang dianggap sebagai tanggal kelahiranya, meskipun tidak pernah diperingati. Sedangkan yang diperingati adalah hari wetonan setiap 35 hari berupa bubur merah putih (Red 01).