Jakarta – Praktisi hukum Christian Rudlof, SH jebolan Universitas Kristen Indonesia (UKI), menyampaikan keprihatinannya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat. Menurutnya, program yang seharusnya memberi manfaat bagi generasi muda justru tercoreng dengan adanya dugaan kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Bandung Barat.
Christian menegaskan, program MBG harus diawasi secara ketat, mulai dari kualitas bahan makanan, proses pengolahan, hingga distribusinya. Ia menyebut, apabila tidak ada kontrol yang serius, maka risiko terulangnya kasus serupa akan semakin besar dan dapat mengancam keselamatan anak bangsa.
“Tujuan awal program ini baik, yaitu untuk menunjang gizi anak-anak sekolah. Namun sangat disayangkan ketika ada dugaan keracunan yang justru mengorbankan kesehatan siswa. Pemerintah harus segera melakukan evaluasi menyeluruh,” ujar Christian Rudolf, SH Kamis (25/9/25). Dalam wawancara via telepon.
Ia juga mendorong agar aparat penegak hukum turun tangan apabila ditemukan adanya unsur kelalaian dari pihak penyedia makanan. Menurutnya, keselamatan anak-anak tidak boleh dikompromikan dengan alasan apapun.
“Jika terbukti ada pihak yang bermain-main dalam pengadaan makanan, mereka harus bertanggung jawab secara hukum. Anak-anak kita tidak boleh menjadi korban,” tegasnya.
Christian berharap kasus ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperketat standar pelaksanaan program MBG di seluruh daerah agar tujuan mulia meningkatkan kualitas gizi anak bangsa tidak berubah menjadi ancaman kesehatan.
(Red-03)