Jakarta, 28 Juni 2024 – Asosiasi Pengelasan Indonesia-Indonesia Welding Society (API-IWS) terus menegaskan perannya sebagai organisasi yang menaungi para profesional dan perusahaan di bidang pengelasan di Indonesia. Presiden API-IWS, Edi Diarman, dalam wawancara dengan awak media nasionalnews.co.id di kantornya, tepatnya di jalan Bendungan Hilir Raya Blok G, II No 13 menyoroti potensi besar Sumber Daya Manusia (SDM) pengelasan di negara kepulauan Indonesia.
Edi Diarman menjelaskan bahwa API-IWS bertujuan untuk meningkatkan standar praktik pengelasan, mempromosikan inovasi teknologi pengelasan, serta memperkuat jaringan kolaborasi antaranggota dan mitra industri. Sebagai anggota dari International Institute Of Welding (IIW), API-IWS turut berperan dalam mengikuti dan menerapkan standar internasional dalam praktik pengelasan di Indonesia. Melalui berbagai kegiatan seperti seminar, workshop, dan pelatihan, API-IWS berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia pengelasan di Indonesia, serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antaranggota dan stakeholder industri.
Diarman juga menekankan pentingnya pendidikan formal dan pelatihan di lapangan dalam mengembangkan sumber daya manusia pengelasan yang handal. Pendidikan formal melalui sekolah teknik dan perguruan tinggi, serta pengalaman langsung di lapangan, dianggap esensial untuk menghadapi tuntutan industri yang semakin kompleks dan global.
“Potensi industri kapal sangat besar di Indonesia,” ujar Diarman. “Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, peluang untuk pengembangan sektor ini sangat luas. Industri kapal mendukung konektivitas antar-pulau yang krusial bagi mobilitas dan perdagangan, serta merupakan sektor strategis dalam ekonomi maritim.” Ungkapnya.
Edi Diarman juga menyoroti pentingnya kualitas keterampilan dan sertifikasi internasional bagi sumber daya manusia pengelasan Indonesia. Sumber daya manusia pengelasan Indonesia memiliki keterampilan dan sertifikasi yang diakui secara global, memungkinkan mereka bersaing dan bekerja pada proyek-proyek besar di dalam dan luar negeri. Keahlian mereka mencakup berbagai metode pengelasan seperti TIG, MIG, dan SMAW, sesuai dengan standar internasional,” tambahnya.
Edi mengungkapkan bahwa API-IWS akan berpartisipasi dalam acara pertemuan IIW awal bulan Juli 2024 di kota Rhodes Yunani. Partisipasi ini menunjukkan komitmen API untuk terus mengikuti perkembangan dan standar global di bidang pengelasan. “Ini adalah kesempatan bagi para profesional pengelasan Indonesia untuk berbagi pengetahuan, memperluas jaringan, dan memperkenalkan keahlian serta teknologi terbaru yang diterapkan di Indonesia,” jelasnya.
Dukungan signifikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga disebutkan oleh Diarman. Dukungan ini mencakup berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan dalam bidang pengelasan di Indonesia. “Dengan adanya dukungan ini, API dapat terus meningkatkan kompetensi tenaga kerja pengelasan, memajukan industri ini secara nasional, dan memperkuat posisinya di tingkat internasional,” katanya.
Meskipun robotisasi dan otomatisasi dalam pengelasan telah berkembang pesat, Diarman menegaskan bahwa kehadiran SDM pengelasan yang terampil tetap krusial. “Mesin dan robot dapat meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam produksi, namun keahlian manusia dalam mengoperasikan, mengawasi, dan melakukan pengelasan yang presisi dan kompleks tetap tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh teknologi,” tegasnya.
Menurut Edi Diarman, Prabowo Subianto yang terpilih menjadi Presiden periode 2024-2029 pasti menyadari bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Dan Prabowo tentu berkomitmen untuk mendukung pengembangan SDM di sektor pengelasan. Edi optimis pemerintahan Prabowo mendatang akan mendukung peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam teknologi pengelasan, dengan tujuan meningkatkan kemampuan industri pengelasan di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur nasional yang berkelanjutan. (Red 01)














































