Jakarta – KH. As’ad Said Ali menyampaikan terjadinya serangan teroris yang menggunakan senjata api dan bom di balai kota Crocus , Moscow pada 25 maret 2024. Aksi teror tersebut menewaskan 137 orang. Dalam kaitan ini , ISIS-Khorasan melalui situs “ Amax “ mengakui bertanggung jawab terhadap serangan itu.
Aparat keamanan Rusia berhasil menangkap para tersangka – pelaku yang terdiri dari Dalerdzhov Mirzcyev, Saidakrap Muodal Rachabalzeda, Shamsuddin Tanduni dan Mohammad Sobir Faeyof. Keempatnya merupakan warga Tajikistan yang menjadi pendukung ISIS – Khorasan . Apa yang memotivasi mereka melakukan aksi terrorrisme di Rusia?.
Seperti diketahui khalayak umum bahwa ISIS – Khorasan merupakan kelanjutan ISIS pimpinan Abubakar Al Baghdadi yang tewas di Hasaka , Syria , ditangan pasukan mulitinasional pimpinan Amerika Serikat pada 2019. Para pendukung ISIS kemudian tercerai – berai menyelamatkan diri dan melakukan konsolidasi terutama melalui deklarasi ISIS – Khorasan (ISIS – K) yang mengikrarkan diri sebagai kelanjutan dari ISIS (khalifah Al Baghdadi) dan menjadikan Afganistan menjadi basis perjuangannya.
“Pendukung ISIS – K sebagian besar berada di perbatasan antara Afganistan – Tajikistan. Angkatan Bersenjata Emirad Islam Afganistan (ex Thaliban) sampai sejauh ini belum mampu mengendalikan daerah perbatasan dengan Tajikistan karena masih menghadapi isolasi dunia internasional. Bahkan ISIS – K beberapa kali melakukan peledakan bom di wilayah Afganistan yang dikuasai oleh Emirad Islam Afganistan yang kini dikendalikan oleh koalisi Akhunjada dan Khakhani/ Taliban,” kata mantan Waka-BIN tersebut saat wawancara dengan awak media Nasionalnews di daerah Tebet Jakarta Selatan, Jum’at, 29/3/24.
KH. As’ad melanjutkan, menjadi pertanyaan , kenapa ISIS – K menjadikan Rusia sebagai target operasi teror mereka ?. Serangan ISIS – K terhadap Rusia itu dilakukan sebagai balasan atas dukungan politik dan milter Rusia terhadap rezim Bashar Assad yang sedang menghadapi perlawanan gigih dari Tahrir Al Sham yang dipimpin okeh Abu Hasyim Al Sheikh. Sebagaimana ISIS – K , Tahrir Al Sham adalah penerus ISIS – Khalifah Al Baghdadi almarhum yang bergerak di Syria.
Bagaimana dampaknya terhadap Indonesia ?. Perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa Al Qaeda berbeda atau bahkan berseberangan dengan ISIS. Pendukung Al Qaeda di Indonesia sebagian besar adalah anggaota Jamaah Islamiyah/ JI yang sedang berada dalam posisi tiarap karena tokoh-tokoh pentingnya berada di tahanan. Sedang pendukung ISIS – K di Indonesia adalah Anshar Al Daulah ( JAD ) yang kekuatannya relatif kecil. Pimpinan JAD Aman Abdurahman kini juga masih berada didalam tahanan.
Meskipun demikian ancaman terorisme perlu tetap diwaspadai karena situasi politik nasional terutama yang berkaitan dengan pilpres belum tuntas. Momentum serangan teroris di Rusia diatas bukan tidak mungkin “mengilhami” kelompok tertentu baik yang berorinetasi terhadap ISIS maupun yang berkiblat kepada AL QAEDA untuk melakukan aksi terorisme. (Red 01)
.














































