
Jakarta – KH. As’ad Said Ali menceritakan bahwa Akhir – akhir ini banyak aktivis datang ke Tebet Timur Dalam , hampir setiap hari , ngajak diskusi khususnya tentang pilpres. Tentu saja saya senang menerima mereka sebab mereka saya anggap sebagai generasi muda yang peduli masa depan nasib bangsanya.
Umumnya mereka bertanya siapa sosok yang saya pilih sebagai Capres. Saya jawab, siapa saja asal wapresnya dari kalangan Nahdliyin.
Menurutnya. Wapres Nahdliyin tersebut harus mempunyai track record yang jelas dalam menperjuangkan warga Nahdliyin, karena menurut sebuah penelitihan ada 100 juta lebih yang mengaku Nahdliyin dari 280 juta pendiduk Indonesia. Dan jika 100 juta lebih warga Nahdliyin itu diperjuangkan dan menjadi sejahtera maka otomatis Indonesia akan sejahtera.
Selain itu wapres nanti juga harus benar-benar dekat dengan umat. juga memiliki kapasitas ilmu dan dedikasi tinggi,
Wapres dari Nahdliyin seharusnya tidak bermental korup, sehingga bisa mendorong penegakan hukum
karena memiliki tekad kuat dalam memberantas korupsi.
Kemudian memiliki mental patriot yang gigih, mempunyai pengalaman politik dan pemerintahan yang luas.
“Selain syarat-syarat di atas wapres dari Nahdliyin tersebut harus memenuhi syarat khusus yaitu : mempunyai konsep yang jelas dalam “mengatasi kesenjangan ekonomi”, tegas mantan Waka-BIN tersebut kepada awak media lewat ketetangan tertulis, Senin,20/02/23.
Ia melanjutkan. Setiap rezim penguasa memang tidak bisa lepas dari lingkaran oligarkhi, namun wapres dari Nahdliyin harus mampu meredusir oligarkhi agar distribusi kesejahteraan tidak hanya dimonopoli oleh segelintir orsng distribusi kesejahtetaan bisa dirasakan oleh semua rakyat Indonesia. (Red 01)














































